1. Membaca Al Qur’an
Allah Ta’ala berfirman:
“Bulan Ramadhan itulah bulan
yang didalamnya diturunkan Al Qur’an yang menjadi petunjuk bagi manusia,
dan menjadi keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan membedakan
antra yang hak dan yang bathil. Maka barangsiapa diantara kamu melihat
bulan itu hendaklah ia berpuasa.” (QS. Al Baqarah:185)
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang
selalu membaca kitab Allah (Al Qur’an) dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala
mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Al Faathir:29-30)
Membaca Al
Qur’an ada dua macam : membaca lafadznya (hurufnya) saja dan membaca
hukumnya dengan mengimani serta mengamalkan isinya. Yang kedua inilah
tujuan di turunkannya Al Qur’an.
Al Qur’an mengandung berbagai obat dan kesembuhan bagi hati dan anggota tubuh lainnya dari segala penyakit.
Allah Ta’ala berfirman:
“Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus:57)
Allah Ta’ala juga berfirman:
“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar (penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al Israa’:82)
Allah Ta’ala juga berfirman:
artinya :“Katakanlah: Al Qur’an itu adalah petunjuka dan penawar (penyembuh) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al Fushilat:44)
Barangsiapa
yang mempelajari Al Qur’an dan hatinya menyertainya dengan khusyu’,
pasti akan mampu memandang kebenaran dan kebatilan, mampu membedakannya
seperti ia mampu membedakan antara malam dan siang.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Orang yang terbaik diantara kamu adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, At Tirmidzi dan Abu Dawud)
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda pula: “Orang
yang membaca Al Qur’an dengan lancar (dan benar tajwidnya) bersama para
malaikat yang mulia lagi baik, sedang orang yang membaca Al Qur’an
terbata-bata dan berat (kurang lancar), baginya dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam juga bersabda: “Sesungguhnya
orang yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al Qur’an) mendapat
satu kebaikan dan dilipat gandakan sampai sepuluh kali lipat. Aku tidak
mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf,
Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. At Tirmidzi, hasan shahih)
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda pula: “Mengapa
salah seorang dari kamu tidak pergi ke masjid lalu mempelajari atau
membaca dua ayat dari kitab Allah, hal itu lebih baik baginya daripada
dua ekor onta, tiga (ayat) lebih baik baginya daripada tiga (ekor onta),
empat (ayat) lebih baik baginya daripada (empat ekor) onta dan sejumlah
bilangannya (ayat) (lebih) baik dari onta.” (HR. At Tirmidzi, hasan shahih)
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam juga bersabda: “Bacalah
Al Qur’an, karena sesungguhnya pada hari kiamat nanti ia akan datang
untuk memberi syafaat kepada para pembacanya (yang mengamalkan)”. (HR. Muslim)
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda pula: “Sesungguhnya
ada satu surat dalam Al Qur’an yang berisi tiga puluh ayat memberi
syafaat (pertolongan) kepada seseorang sehingga diampuni (dosa-dosanya),
yaitu surat Tabaarak (Al-Mulk).” (HR.Ahmad dan Ahli Sunnan. hadits hasan)
Dalam
membaca Al Qur’an hendaklah kita tidak terburu-buru dan hanya mengejar
khatam saja, akan tetapi kita meresapi dan merenungkan isi serta
kandungannya. Sebagaimana para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam, mereka tidak melampaui sepuluh ayat sebelum paham dan
mengamalkannya. Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata: “Membaca satu
surat dengan tartil (dengan penghayatan dan tadabbur) lebih aku suaki
dari pada membaca Al Qur’an seluruhnya (dengan cepat tanpa penghayatan
dan tadabur).”
Allah Ta’ala berfirman:
artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (QS.Muhammad:24)
Khabbab radhiallahu ‘anhu berkata: “Bertaqarrublah
kepada Allah semampumu! Ketahuilah sesuatu yang paling disukai oleh
Allah untuk bertaqarrub kepada-Nya adalah kalam-Nya (membaca Al
Qur’an).”
Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu berkata: “Andaikan hatimu itu bersih, pasti tidak akan pernah keying dari kalam Rabb-mu (ingin selalu membaca Al Qur’an).”
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Barangsiapa
ingin mengetahui bahwa ia cinta kepada Allah, maka hendaklah mengukur
dirinya dengan Al Qur’an. Jika ia cinta kepada Al Qur’an, berarti cinta
kepada Allah, karena Al Qur’an adalah kalam Allah.”
2. Memelihara Shalat Sunnah Rawatib
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Tiadalah
seorang hamba muslim yang shalat karena Allah setiap hari dua belah
raka’at, (shalat) thathawwu’ (sunnah) bukan fardhu, melainkan Allah
membangunkan untuknya rumah di surga.” (HR. Muslim)
3. Mengerjakan Shalat Dhuha
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Shalat Dhuha adalah Shalatul Awwaabiin (shalatnya orang-orang yang selalu kembali kepada Allah).” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi, hadits shahih)
4. Berdzikir Setelah Shalat Subuh Sampai Matahari Terbit lalu Shalat Dua Rakaat
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa
shalat subuh berjama’ah kemudian duduk berdzikir kepada Allah sampai
matahari terbit kemudian shalat dua raka’at, hal itu baginya seperti
pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna. (HR. At Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihl Jami no. 6346)
5. Memperbanyak Berdzikir
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa mengucapkan
(Tiada
tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian. Dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) Dalam sehari seratus kali, niscaya
ucapannya itu menyamai pahala membebaskan sepuluh budak. Juga, ditulis
baginya seratus kebaikan dan dihapus darinya seratus kejelekan. Juga,
dalam sehari itu dia dijaga dari setan sampai sore harinya. Tidak ada
seorang pun yang mengamalkan sesuatu yang lebih baik darinya selain
seseorang yang mengucapkan lebih banyak darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jabir Radhiallahu ‘anhu meriwayatkan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa mengucapkan
(Mahasuci Allah dengan segala pujian bagi-Nya) niscaya ditanamkan baginya sebatang pohon kurma di surga.” (HR. At Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim, hadits shahih)
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam juga bersabda: “Barangsiapa mengucapkan
dalam sehari seratus kali, niscaya dihapus kesalahannya walau sebanyak buih (busa) di lautan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda pula: “Ada dua kalimat yang tingan di lisan, berat dalam timbangan dan mendatangkan cinta Ar Rahman
(Mahasuci Allah dengan segala pujian baginya, Mahasuci Allah yang Mahaagung).” (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Memperbanyak Istighfar
Allah memuji orang yang melakukannya:
artinya: “Dan orang-orang yang selalu beristighfar pada waktu sahur (penghhujung malam).” (QS. Ali Imran:17)
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu berkata: “Dalam satu majelis kami menghitung Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sebanyak seratus kali mengucapkan
(Wahai Rabb, ampuni dan terimalah taubat hamba, sesungguhnya Engkau adalah Maha Menerima taubat dan Maha Pengampun).” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah. Hadits shahih)
8. Bershalawat dan Salam Kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab:56)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali maka Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, At Tirmidzi, Abu Dawud dan an Nasa’i)
9. Bersedekah
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Shadaqatus Sirr (sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi) memadamkan kemarahan Rabb.” (HR. Al Baihaqi, dan dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’ 1453)
Dan masih banyak lagi amal kebaikan lainnya, semoga Allah mempermudah kita untuk mengamalkannya, Amien.
0 komentar:
Posting Komentar