I'MAL LIDUNYAKA KAANNAKA TA'ISYU ABADAN

Banyaklah beraktifitas yang positif seakan-akan kamu akan hidup selamanya di dunia. by Ahmad Samsul Ma'arif – maarifsamsulahmad.blogspot.com.

WA'MAL LIAKHIROTIKA KAANNAKA TANUTU GHODAN

Dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati satu menit yang akan datang. by Ahmad Samsul Maarif – maarifsamsulahmad.blogspot.com.

IYYA KANA'BUDU WA IYYA KANASTA'IN

hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.. Al Qur'an. by Ahmad Samsul Maarif – maarifsamsulahmad.blogspot.com.

IDZA FAROGHTA FANSHOB WAILA ROBBIKA FARGHOB

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. Alam Nashroh 7-8. by Ahmad Samsul Maarif – maarifsamsulahmad.blogspot.com.

MAN JADDA WAJADA

Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka akan sampai pada tujuannya. by Ahmad Samsul Maarif – maarifsamsulahmad.blogspot.com.

Jumat, 27 Juli 2012


Mata Pelajaran Aswaja dan ke-NU-an
Untuk Madrasah Aliyahh (MA) dan yang Sederajat

  1. Latar Belakang

Aswaja (Ahli Sunnah wa al-Jama’ah) dan ke-NU-an merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal (mulok) yang diberikan di tingkat MTs atau yang sederajat dan Aliyah atau yang sederajat di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Aswaja dan ke-NU-an ini mengkaji seperangkat paham Aswaja dan organisasi NU (Nahdhatul Ulama) serta hubungan antara keduanya untuk dijadikan tuntunan peserta didik dalam amal ibadah dan mu’amalah.

Takbiran dan Sholat 'Idain......


﴿ صيغة تكبيران ﴾
اَللهُ Ø£َÙƒْبَرْ، اَللهُ Ø£َÙƒْبَرْ، اَللهُ Ø£ََÙƒْبَرْ

Bilal serta Doa Taraweh dan Witir


﴿ بِلاَÙ„ُ صَلاَØ©ِ التَّرَاوِÙŠْØ­ِ ﴾

1. بلال   : صَـلُّÙˆْا سُÙ†َّØ©َ التَّرَاوِÙŠْØ­ِ رَÙƒْعَتَÙŠْÙ†ِ جَامِعَØ©ً رَØ­ِÙ…َÙƒُÙ…ُ اللهُ
جماعة : اَلصَّلاَØ©ُ لآَ Ø¥ِلـٰÙ‡َ اِلاَّ اللهُبلال   : اَللّÙ€ٰـهُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ سَÙŠِّدِÙ†َا Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ
جماعة : اَللّÙ€ٰـهُÙ…َّ صَÙ„ِّ ÙˆَسَÙ„ِّÙ…ْ ÙˆَبَارِÙƒْ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ 

Biografi Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad



Al Imam Al Alamah Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad lahir pada hari Rabu malam Kamis tanggal 5 Safar 1044 H/3 Agustus 1634 M Di Tarim, Hadromaut.
Nasabnya adalah Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah binMuhammad Al Haddad dan seterusnya hingga Ahmad bin Isa bin Muhammad An naqib bin Ali Uroidhi bin Ja'far As Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam As Sibth Al Husain bin Al Imam Amirul Mu'minin Ali bin Abu Thalib, suami Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah Muhammad SAW.
Ayah beliau yakni Habib Alwi bin Muhammad Al Haddad di kenal sebagai orang yang saleh. Ayahnya lahir dan tumbuh di kota Tarim dan sejak kecil berada di bawah asuhan ibunya Syarifah Salma wanita ahli makrifat dan dikenal kewaliannya, bahkan Habib Abdullah AlHaddad sendiri banyak meriwayatkan kekeramatan Syarifah Salma.
Suatu hari ayah Habib Abdullah Al haddadmendatangi rumah Al Arif Billah Habib Ahmad binMuhammad Al Habsyi. Pada waktu itu ia belum berkeluarga, lalu ia meminta Habib Ahmad Al Habsyi mendoakannya. Lalu Habib Ahmad berkata kepadanya, " anakmu adalah anakku, di antara mereka ada keberkahan".
Kemudian ia menikah dengan cucu Habib Ahmad itu, Salma binti Idrus bin Ahmad bin Muhammad Al Habsyi. Habib Idrus ini adalah saudaara Habib Husain bin Ahmad bin Muhammad Al Habsy, kakek Habib Ali bin Muhammad  bin Husain Al Habsyi (Shohib Simtud Duror).
Dari pernikahan tersebut lahirlah Habib Abdullah bin Alwi Al haddad. Ketika putranya lahir, ayahnya berujar, "aku sebelumnya tidak mengerti makna tersirat yang diucapkan Habib Ahmad Al Habsyi dulu, setelah lahirnya Abdullah aku baru mengerti, aku melihat pada dirinya tanda-tanda sinar wilayah (kewalian).
Pada umur empat tahun beliau terkena penyakit cacar yang menyebabkan buta. Namun cacat yang beliau derita telah membawa hikmah, beliau tidak bermain sebagaimana anak kecil sebayanya. Beliau habiskan waktunya dengan menghafal Al Qur'an, Mujahaddah Al Nafs (beribadah dengan tekun melawan hawa nafsu), dan mencari ilmu. Sungguh sangat mengherankan seakan-akan anak kecil ini tahu bahwa ia tidak dilahirkan untuk yang lain, tetapi untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Memang sejak kecil begitu banyak perhatian yang beliau dapatkan dari Allah SWT. Allah SWT menjaga pandangannya dari segala yang diharamkan. Penglihatan lahirnya diambil oleh Allah SWT dan diganti oleh penglihatan batin, yang jauh lebih kuat dan berharga. Hal itu merupakan salah satu pendorongnya lebih giat dan tekun dalam mencari cahaya Allah SWT menuntut ilmu agama.
     
Pada tahun 1072 H / 1662 M, malam Senin tanggal 21 bulan Rajab, ayah beliau wafat. Ketika itu beliau berusia 28 tahun. Lalu beberapa hari kemudian ibunya wafat, setelah sebelumnya menderita sakit dan semakin lama semakin parah, yaitu tepat pada hari Rabu tanggal 24 Rajab 1072 H / 1662 M.
Setelah kedua-orangtuanya wafat, beliau diambil oleh salah seorang gurunya, Sayyid Umar bin Abdurrahman Al Attas. Pada waktu itu, beliau menulis surat pada saudaranya , Al Hamid, yang berada di India, memberitahunya perihal yang menimpa kedua orangtua mereka, dan menghiburnya agar bersabar.
Pada 1079 H/1669 M, dalam usia 35 tahun Habib Abdullah Al Haddad melaksanakan haji keBaitullah, Mekah, dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW serta para syuhada dimadinah. Beliau memasuki kota Mekah pada waktu Subuh di bulan Dzulhijjah 1079 H. Pada waktu itu wukuf di Arafah jatuh pada hari Jumat.
Setelah menunaikan ibadah haji, beliau menuju Madinah dan berada di sana selama 40 hari. Kemudian beliau kembali lagi ke Mekah hingga bulan Rabiul Awwal.
Suatu hari di musim haji, di masjid Namirah, Arafah , salah seorang muridnya Ba Salim menuturkan, ketika aku gelarkan sajadah tuanku di Masjid Namirah datang seseorang dengan gaya dan logat Turki dan langsung duduk di atas sajadah itu. Tidak begitu lama masjid itu makin sesak dengan pengunjungnya. Aku jadi bingung terhadap orang tersebut, sedangkan tuanku belum datang.
Tidak begitu lama, tuanku datang dan aku tidak melihat lagi orang itu duduk di atas sajadah tersebut. Seakan-akan ia duduk diatasnya agar tempat itu tidak diduduki oleh orang lain selain Habib Abdullah Al Haddad.
    
=> Masjid Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad. 
       
Bercahaya Bagaikan Bulan
Al Imam Abdullah Al Haddad memiliki perawakan yang tinggi, berdada bidang, tidak kurus juga tidak terlalu gempal, dan berkulit putih. Pribadinya sangat memancarkan wibawa. Wajahnya senantiasa manis dan menggembirakan hati orang lain di dalam majlisnya. Tertawanya sekedar senyuman manis. Apabila merasa senang dan gembira wajahnya bercahaya bagaikan bulan. Majelisnya senantiasa tenang dan penuh kehormatan sehingga tidak terdapat hadirin yang berbicara maupun bergerak-gerak.
Beliau selalu shalat wajib pada awal waktu dan tidak pernah terlihat shalat wajib sendirian. Selain itu beliau juga tidak pernah terlihat tergesa-gesa dalam shalatnya. Beliau sangat tidak suka berbicara antara adzan dan iqomah. Beliau sangat tidak suka diajak berbicara oleh rekan-rekannya hingga usai shalat.
Ketika ditanya mengapa demikian, beliau menjawab, " Kita akan shalat untuk berkumpul dan hadir serta melepaskan segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan-Nya."
Berkaitan dengan masalah perasaan hadir dalam shalat, menurutnya tidak disyariatkan shalat sunah sebelum shalat wajib melainkan karena untuk berusaha mewujudkan perasaan dekatnya hati dengan Allah SWT hingga memasuki shalat dengan perasaan hadir dan bertemu dengan-Nya.
     
=> Tempat Kholwat Habib Abdullah bin Alwi Al Hadad. 



Beliau mengatakan, "Seorang hamba tidak di tuntut untuk menjalankannya di dalam batinhingga ia dapat memperbaiki bentuk shalat secara lahir. Bila dia telah menjalankan secara lahir dengan baik, akan kembali pula shalatnya secara batin. Ingat, tidak mungkin melakukan shalat secara batin kecuali dengan melakukan latihan olah hati sebagai pendahuluan, dan meninggalkan pendalaman dalam berbagai hal sebelum melakukannya. Seandainya bukan karena keutamaan shalat jama'ah, kami tidak akan melakukannya, dan lebih baik menjalankan shalat sendiri."
Beliau memulai harinya sejak dini hari dan sarat dengan berbagai amal ibadah. Biasanya beliau tidur dan bangun sebelum sebelum subuh untuk melakukan shalat witir dan shalat fajar. Beliau tidur sebagaimana tidurnya Nabi Muhammad SAW, yakni hanya sesaat dan kemudian bangun melakukan kegiatan ibadah kembali hingga adzan subuh.
Selain itu beliau mempunyai kebiasan setiap Jumat sore setelah shalat ashar di Masjid Hujairah, berziarah ke makam Zanbal, makam para salaf Ba'alwi. Menurut Habib Muhammadbin Zain bin Smith, muridnya, dipilihnya waktu sore pada hari Jumat karena itu termasuk saat-saat terkabulnya doa, dan juga merupakan tradisi para salaf.
Mereka yang menghadiri majelisnya, lupa akan kehidupan dunia, bahkan terkadang si lapar pun lupa akan kelaparannya, si sakit hilang rasa sakitnya, dan si demam sembuh dari demamnya. Ini terbukti dari tidak seorang pun yang mau meninggalkan majelisnya.
Beliau amat mencintai para penuntut ilmu dan mereka yang gemar alam akhirat. Beliau tidak pernah jemu terhadap ahli-ahli majelisnya, bahkan mereka senantiasa diutamakan dengan kasih sayang tanpa membuatnya lalai dari mengingat Allah walau sekejap. Beliau pernah menegaskan, " tidak seorang pun yang berada di majelisku menggangguku dari mengingat Allah SWT."
Beliau adalah teladan bagi insan dalam soal pembicaraan dan amalan, mencerminkan akhlak junjungan mulia dan tabiat yang di contohkan Nabi yang mengalir dalam kehidupannya. Beliau memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat dalam hal keagamaan, beliau juga senantiasa menangani segala urusan dengan penuh keadilan dengan menghindari pujian dari orang lain, bahkan senantiasa mempercepat segala  tugasnya tanpa membuang-buang waktu. 

Lautan Ilmu Pengetahuan
Al Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos mengatakan , "Habib Abdullah Al Haddad ibarat pakaian yang dilipat dan baru dibuka di zaman ini, sebab beliau termasuk orang terdahulu, hanya saja di tunda kehidupan beliau demi kebahagiaan umat di zaman ini (abad ke-12)". Al Habib Abdullah Al Aydrus menegaskan kedudukannya bagi kalangan Ba'alwi, Ia mengatakan," Sayyid Abdullah Al Haddad adalah sultan seluruh golongan Ba'alwi". Al Habib Muhammad bin Abdurrahman Madih mengatakan," Mutiara ucapan Habib Abdullah Al Haddad merupakan obat bagi mereka yang mempunyai hati cemerlang, sebab mutiara beliau segar dan baru, langsung dari Allah SWT. Di zaman sekarang ini jangan tertipu oleh siapapun, walaupun kamu melihatnya sudah memperlihatkan banyak melakukan amal ibadah dan menampakkan Karomah.
Sesungguhnya orang zaman sekarang tidak mampu berbuat apa-apa jika mereka tidak berhubungan (kontak hati) dengan Habib Abdullah Al Haddad, sebab Allah SWT telah menghibahkan kepada beliau banyak hal yang tidak mungkin dapat di ukur.
Habib Muhammad bin Zain bin Smith pernah mengatakan, "masa kecil Habib Abdullah Al Haddad adalah masa kecil yang unik. Uniknya semasa kecil beliau sudah mampu mendiskusikan masala-masalah sufistis yang sulit, seperti mengkaji pemikiran Syaikh Ibnu Al Faridh, Ibnu Arabi, Ibnu Athailah, dan kitab-kitab Al Ghozali. Beliau tumbuh dari fitrah yang asli dan sempurna dalam kemanusannya, wataknya, dan kepribadiannya".
Habib Ahmad bin Zain Al Habsy seorang murid beliau yang mendapat besar darinya, menyatakan kekagumannya terhadap gurunya dengan mengatakan, " Seandainya aku dan Tuanku berziarah ke makam, kemudian beliau mengatakan kepada orang-orang yang mati untuk bangkit dari kuburnya, pasti mereka akan bangkit sebagai orang-orang yang hidup dengan izin Allah SWT. Karena aku menyaksikan sendiri bagaimana beliau setiap hari telah mampu menghidupkan orang-orang yang bodoh dan lupa dengan cahaya ilmu dan nasihat. Beliau adalah lautan ilmu pengetahuan yang tiada tepi yang sampai pada tingkatan mujtahid dalam ilmu-ilmu islam, iman, dan ihsan. Beliau adalah mujadid pada ilmu-ilmu tersebut bagi penghuni zaman ini.



Kejujuran Mengikuti Syariat
Beliau pernah ditanya tentang masalah karomah, dan beliau menjawab bahwa orang yang mengingkari adanya karomah para wali, sebagaimana yang termaktub dalam kitab Latha'if Al Minan, karya Syaikh Abu Turab An Nakhsabi, termasuk kufur dana kufur (yakni kufur nikmat).
Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa karomah termasuk bagian dari mukjizat para nabi. Hanya saja, bila mukjizat bersifat otonom, karomah para wali hanya bersifat tabi'iyah (mengikut). Yakni, mukjizat menunjukkan kebenaran seorang Rasul, sedangkan karomah seorang wali menunjukkan kejujuran dalam mengikuti syariat Rasul tersebut. Oleh karena itu, ajaran yang diikutinya benar.
Terlambat Menghadapi Suatu Urusan
Penulis buku Tatsbit Al Fuad, Syaikh Ahmad Asy Syajjar, mengatakan, " disaat-saat beliau melakukan semua yang telah menjadi kebiasaannya sehari-hari, pada hari Kamis, 27 bulan Ramadhan 1132 H beliau merasakan penyakitnya yang biasa di derita kambuh kembali. Sejak kambuhnya penyakit itu beliau mulai tidak dapat keluar rumah untuk menunaikan shalat jamaah di masjid. Dan tidak pula memberikan pelajaran-pelajaran sebagaimana yang sudah biasa dilakukan. Beliau hanya dapat keluar rumah hanya pada saat-saat merasa sehat dan kuat. Demikianlah yang beliau lakukan hingga saat penyakitnya bertambah keras dan tidak dapat keluar sama sekali dari rumah. Banyak orang berjubel di depan pintu rumahnya dengan maksud hendak menjenguk".
Pada pagi hari 'Id dua orang sahabat, Habib Zainal Abidin Al Aydrus dan saudaranya datang menjenguk, kepada dua orang sahabat itu beliau berkata,"Sebabnya penyakit ini di samping takdir Allah, menurut hemat saya adalah karena saya terlambat menghadapi suatu urusan seperti pengajaran. Yaitu karena saya mendatangi sayyid-sayyid dari keluarga Al Faqih pada malam Rabu 26 bulan Ramadhan. Padahal Rasulullah SAW pada hari-hari seperti itu meninggalkan semua urusan keduniaan, beliau ber'itikaf, tidak menginap di salah satu rumah istri-istrinya. Demikianlah kebiasaan Rasulullah. Akan tetapi itu saya lakukan semata-mata untuk memenuhi kewajiban, bukan dorongan selain itu, dan bukan pula karena saya mempunyai keinginan..." Sebagaimana diketahui beliau datang ke pemukiman Al Faqih karena mempunyai seorang istri dari keluarga mereka.
Pada hari-hari terakhir hayatnya beliau sering mengangkat tangan lalu kedua-duanya diletakkan di bawah dada, seperti orang yang sedang shalat. Kemudian telapak tangannya diletakkan pada lutut sambil menggenggam jari-jarinya sambil memegang tasbih, seperti orang yang bertasyahud. Kemudian tepat pada hari ke-40 dari sakitnya, ketika usianya memasuki 88 tahun lebih 9 bulan kurang 3 hari, pada malam selasa tanggal 7 Dzulqo'dah 1132 H/ 11 September 1720 M, Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad dengan tenang berpulang ke Rahmatullah di rumah kediamannya di Al Hawi dan kemudian disemayamkan di pemakaman Zanbal, Tarim, Hadromaut. Semoga Allah SWT melimpahkan cucuran rahmatNya kepada beliau.
     
          Makam Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad. 

8 KEBOHONGAN SEORANG IBU



Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata:
"Makanlah nak, Ibu tidak lapar" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika aku mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhanku. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, Ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:
"Makanlah Nak, Ibu tidak suka makan ikan" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel. Dari hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata:
"Cepatlah tidur nak, Ibu tidak Capek" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, Ibu yang tegar dan gigih menungguku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk Ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata:
"Minumlah nak, Ibu tidak haus!" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kamipun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, Ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, Ibu berkata:
"Saya tidak butuh cinta" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku dan kakakku semuanya bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau , Ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang Tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata:
"Ibu masih punya uang" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika. Berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu
yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, Ibu berkata kepadaku:
"Ibu tidak terbiasa" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit Kanker Lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang Samudera Atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk Ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya. Setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menggerogoti tubuh ibuku, sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti Ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata:
"Jangan menangis anakku, Ibu tidak sakit" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta
menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Marilah kita introspeksi,
sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita?

Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita?

Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian.

Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.
Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?

Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum?

Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum?

Apakah ini benar?

Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari
Teman-teman jangan sampai kehilangan kesempatan untuk mengingatkan betapa besarnya jasa dan pengorbanan ibu terhadap kita.

Semoga ini menjadi hikmah untuk kita semua ………
 8 KEBOHONGAN SEORANG IBU (MANA MUNGKIN IBU BERBOHONG?)

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata:
"Makanlah nak, Ibu tidak lapar" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika aku mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhanku. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, Ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:
"Makanlah Nak, Ibu tidak suka makan ikan" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel. Dari hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata:
"Cepatlah tidur nak, Ibu tidak Capek" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, Ibu yang tegar dan gigih menungguku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk Ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata:
"Minumlah nak, Ibu tidak haus!" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kamipun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, Ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, Ibu berkata:
"Saya tidak butuh cinta" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku dan kakakku semuanya bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau , Ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang Tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata:
"Ibu masih punya uang" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika. Berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu
yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, Ibu berkata kepadaku:
"Ibu tidak terbiasa" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit Kanker Lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang Samudera Atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk Ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya. Setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menggerogoti tubuh ibuku, sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti Ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata:
"Jangan menangis anakku, Ibu tidak sakit" ----------
KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta
menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Marilah kita introspeksi,
sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita?

Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita?

Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian.

Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.
Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?

Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum?

Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum?

Apakah ini benar?

Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari
Teman-teman jangan sampai kehilangan kesempatan untuk mengingatkan betapa besarnya jasa dan pengorbanan ibu terhadap kita.

Semoga ini menjadi hikmah untuk kita semua ………

Uji Teknologi Pendidikan



SOAL
1.     Coba Anda jelaskan keterkaitan/hubungan dan perbedaan antara
a)      Pendidikan dan teknologi pendidikan
b)     Teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran
c)      Teknologi pendidikan dan teknologi dalam pendidikan

2.      Coba Anda jelaskan tentang
a)      Sejarah perkembangan teknologi pendidikan
b)     Landasan falsafah teknologi pendidikan
c)      Kawasan dan bidang garapan teknologi pendidikan

3.      Coba Anda tuliskan lima judul penelitian yang berkaitan dengan teknologi pendidikan

4.      Coba Anda cari dari internet dua artikel/tulisan yang membahas tentang
a)      Landasan kebijakan pendidikan
b)     Landasan ilmiah teknologi pendidikan
c)      Landasan teori dan konsep sistem

Senin, 23 Juli 2012

Hakikat Teknologi Pendidikan


Hakikat Teknologi Pendidikan


Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya (Hoba, 1977) kemudian pengertian tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (Galbraith, 1977). Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP dan sebagainya.

EPISTEMOLOGI



A.          
Pendahuluan
Ada tiga hal pokok yang muncul bila manusia berpikir, yaitu : hal tentang ada yang menjadi bahasan ontologi, hal tentang pengetahuan akan kebenaran sejati yang menjadi bahasan epistemologi, dan hal tentang nilai yang menjadi bahasan aksiologi. Epistemologi merupakan salah satu objek kajian dalam filsafat, dalam pengembangannya menunjukkan bahwa epistemologi secara langsung berhubungan secara radikal (mendalam) dengan diri dan kehidupan manusia. Pokok kajian epistemologi akan sangat menonjol bila dikaitan dengan pembahasan mengenai hakekat epistemologi itu sendiri. Secara linguistic kata "Epistemologi" berasal dari bahasa Yunani yaitu: kata "Episteme" dengan arti pengetahuan dan kata "Logos" berarti teori, uraian, atau alasan. Epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan yang dalam bahasa Inggris dipergunakan istilah theory of knowledge. Istilah epistemologi secara etimologis diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar dan dalam bahasa Indonesia lazim disebut filsafat pengetahuan. Secara terminologi epistemologi adalah teori mengenai hakikat ilmu pengetahuan atau ilmu filsafat tentang pengetahuan.

APLIKASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap lapisan masyarakat dewasa ini. Teknologi dapat ditemukan dimana saja dan tujuan ditemukannya teknologi juga untuk membantu memecahkan masalah manusia. Makin maju suatu masyarakat makin banyak teknologi yang dikembangkan dan digunakan. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan estetika (Miarso, 2009). Teknologi telah membantu kita dalam segala aspek kehidupan. Dalam kehidupan pribadi misalnya, teknologi telah membantu penglihatan dengan kacamata, mikroskop, teleskop, dan lain-lain. Dalam bidang pembelajaran juga diperlukan teknologi untuk menjangkau warga belajar dimana pun mereka berada, melayani sejumlah besar dari mereka yang belum memperoleh kesempatan belajar, memenuhi kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti perkembangan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam belajar.

Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran


Cara Memilih Media Pembelajaran

Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan faktor yang  penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Jika dilihat dari pengertiannya, media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media, sehingga saya menyimpulkan bahwa media pembelajaran itu penting dalam proses pembelajaran.

Keterlibatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar


Pengertian Keterlibatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar

Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.

Untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar guru dapat melakukannya dengan ; keterlibatan secara langsung siswa baik secara individual maupun kelompok; penciptaan peluang yang mendorong siswa untuk melakukan eksperimen, upaya mengikutsertakan siswa atau memberi tugas kepada siswa untuk memperoleh informasi dari sumber luar kelas atau sekolah serta upaya melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan pesan pembelajaran.
Adapun kualitas dan kuantitas keterlibatan siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Internal faktor meliputi faktor fisik, motivasi dalam belajar, kepentingan dalam aktivitasyang diberikan, kecerdasan dan sebagainya. Sedangkan eksternal faktor meliputi guru, materi pembelajaran, media, alokasi waktu, fasilitas dan sebagainya.